Selasa, 20 April 2010

Penggunaan Huruf Kapital

Huruf kapital (huruf besar) dipakai sebagai huruf pertama dalam:

  1. Petikan langsung.
    Contoh: Andi berkata, "Lihat Bu, apa yang telah saya buat di sekolah"
  2. Dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
    Contoh:
    - Sejauh mana Anda sudah mengenal Alkitab?
    - Ia mengasihi umat-Nya sedemikian rupa, sehingga Ia rela mengorbankan nyawa-Nya untuk mereka.
  3. Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
    Contoh: Rasul Paulus, Nabi Musa, Raden Ajeng Kartini dan sebagainya.
  4. Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
    Contoh: Presiden Megawati, Wakil Presiden Hamzah Haz, Sekretaris Jendral Pertanian, Gubernur Irian Jaya, dan sebagainya.
  5. Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
    Contoh: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Inggris, dan sebagainya.
  6. Nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.
    Contoh: hari Senin, bulan Agustus, tahun Hijriah, hari Natal, Perang Padri, dan sebagainya.
  7. Nama geografi.
    Contoh: Asia Tenggara, Bukit Barisan, Jalan Diponegoro, dan sebagainya.
  8. Semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
    Contoh: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  9. Setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
    Contoh: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, dan sebagainya.
  10. Semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
    Contoh: Ia telah menyelesaikan Asas-Asas Hukum Perdata.
  11. Unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
    Contoh: Dr. (doktor), S.S. (sarjana sastra), Prof. (profesor), dan sebagainya.
  12. Kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
    Contoh:
    - Surat Saudara sudah saya terima.
    - Besok Paman akan datang.
  13. Kata ganti Anda.
    Contoh: Jangan menaruh barang-barang Anda di meja ini.

Senin, 19 April 2010

Penggunaan Tanda Petik Dua (") dan Tanda Petik Satu (')

  1. Tanda petik ("...")

    1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya:

      • "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
      • Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia."
    2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

      Misalnya:

      • Bacalah "Bola Lampu" dalam buku "Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat".
      • Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
      • Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman lima buku itu.
    3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memunyai arti khusus.

      Misalnya:

      • Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
      • Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan "cutbray".
    4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

      Misalnya:

      • Kata Tono, "Saya juga minta satu."
    5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

      Misalnya:

      • Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
      • Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya.
  2. Tanda Petik Tunggal (`...`)

    1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.

      Misalnya:

      • Tanya Basri, "Kau dengar bunyi `kring-kring` tadi?" "Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, `Ibu, Bapak pulang`, dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Bapak Hamdan.
    2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.

      Misalnya:

      • feed-back `balikan`

About This Blog

Video Puisi

VIDEO MUSIK

  © Blogger template 'Tranquility' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP