Penggunaan Tanda Petik Dua (") dan Tanda Petik Satu (')
-
Tanda petik ("...")
-
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya:
- "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia."
-
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
- Bacalah "Bola Lampu" dalam buku "Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat".
- Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
- Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman lima buku itu.
-
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memunyai arti khusus.
Misalnya:
- Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
- Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan "cutbray".
-
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
- Kata Tono, "Saya juga minta satu."
-
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
- Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
- Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya.
-
-
Tanda Petik Tunggal (`...`)
-
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Misalnya:
- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi `kring-kring` tadi?" "Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, `Ibu, Bapak pulang`, dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Bapak Hamdan.
-
Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing.
Misalnya:
- feed-back `balikan`
-