Rabu, 02 Desember 2009
Selasa, 24 November 2009
Kisi-kisi Ulangan Blok 2 semester 1 2009-2010
- Antonim, sinonim, akronim, singkatan
- Unsur-unsur pembacaan puisi
- Bagian-bagian surat resmi
- Kata benda
- Kalimat majemuk
- Kalimat langsung dan tidak langsung
- Kedudukan dalam kalimat (SPOK)
- Kerangka karangan
- Unsur-unsur dalam cerita
- Awalan ber-
Diposting oleh Sae Santoso di 13.44 0 komentar
Rabu, 18 November 2009
Senin, 26 Oktober 2009
Sinonim, antonim, akronim, dan singkatan
Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf, akronim, dan singkatan
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Contoh:
- binatang = fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu = berjumpa
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh:
- keras x lembek
- naik x turun
- kaya x miskin
- surga x neraka
- laki-laki x perempuan
- atas x bawah
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Contoh:
- Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa)
- Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin)
- Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
- Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
CONTOH : Pramuka, Posyandu, ABRI.
CONTOH : PLN, TNI, S.H., S,Pd.
Diposting oleh Sae Santoso di 12.25 0 komentar
Jumat, 09 Oktober 2009
KATA DAN KALIMAT
- Kata Benda : kata yang menyebutkan nama sesuatu yang berdiri sendiri atau yang dibendakan.
- Kata Kerja : kata yang menyatakan tindakan atau prilaku.
- Kata Sifat : (kata keadaan) kata yang menerangkan keadaan, sifat khusus atau watak suatu benda.
- Kata Keterangan : berfungsi sebagai keterangan pada kata yang bukan kata benda. Kata selain kata benda adalah kata kerja, kata keadaan, kata bilangan.
- Kata Ganti : kata yang bertugas menggantikan kata benda yang telah disebut atau setidaknya telah dikenal.
Bagan Jenis-jenis kata lebih lengkap KLIK DI SINI
Jabatan dalam kalimat:
- Subyek (S) : adalah bagian kalimat yang menjabat sebagai pokok pembicara/ pokok kalimat. Ciri-ciri subyek biasanya berupa kata benda yang dibendakan.
b. Adik sedang tidur
- Predikat (P) : (1) bertugas menjelaskan subyek dalam kalimat (2) berjenis kata kerja, benda, sifat, kata depan, kata bilangan atau kata ganti (3) menjadi jawaban pertanyaan mengapa, bagaimana, diapakan oleh subyek
b. Paman membaca koran
- Obyek (O) : adalah suatu kata dalam kalimat yang letaknya dibelakang predikat. Obyek bisa berupa kata benda atau kata ganti.
Contoh : Rina membaca buku
2. Obyek Pelaku : obyek yang melakukan perbuatan
Contoh : Buku dibaca Rina
Kalimat Langsung dan Tak Langsung:
- Kalimat Langsung : adalah kalimat yang lansungdisampaikan oleh subyek sumbernya.
”Kamu harus rajin belajar.” kata Ibu Lina
- Kalimat Tak Langsung : kalimat yang tidak hasil disampaikan sumbernya. Dengan kata lain, kalimat dari sumber yang disampaikan oleh orang lain.
Kata Ibu Lina aku harus rajin belajar.
KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atao lebih. setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. jenis-jenis kalimat majemuk adalah :
- Kalimat Majemuk Setara
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Majemuk Campuran
- Kalimat Majemuk Rapatan
yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
- KMS Penghubung : menggunakan penghubung dan
- KMS Penguat : menggunakan penghubung bahkan
- KMS Pemilihan : menggunakan penghubung atau
- KMS Berlawanan : menggunakan penghubung tetapi, sedangkan, melainkan.
- KMS Urutan waktu : menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas
yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. didalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh : induk kalimat : kemarin ayah mencuci motor. selanjutnya kata kemarin yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi : ketika matahari berada di ufuk timur.maka penggabungan induk dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas adalah
- Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. atau
- Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. sekurangnya terdiri dari tiga kalimat.
contoh : Abdi bermain dengan Riyan, dan Tini membaca buku di perpustakaan, ketika gempa itu ketika gempa itu terjadi.
Bagan kalimat mejemuk lebih jelas KLIK DI SINI
Bentuk – bentuk Tulisan :
- Narasi : Tulisan yang berbentuk paparan (cerita) dan bersifat fiktif (khayalan) dan cerita biasa. Contoh : Novel dan cerpen.
- Eksposisi : tulisan yang berbentuk paparan tetapi dilengkapi dengan data – data kesaksian seperti gambar, grafik, foto, dll sebagai penjelas informasi yang disampaikan.
- Argumentasi : tulisan yang berisi gagasan yang bersifat pendapat dari penulis, dan berharap pembaca menerima pendapat tersebut dengan mempengaruhi dengan data-data yang lengkap dan logis.
- Persuasi : adalah jenis tulisan yang disampaikan dengan cara tertentu secara ringkas, menarik dan berusaha mempengaruhi pembaca. Biasanya pembaca terhanyut bila membaca tulisan tersebut
Diposting oleh Sae Santoso di 13.08 0 komentar
Kamis, 05 Maret 2009
Selasa, 03 Maret 2009
PUISI: DEFINISI DAN UNSUR-UNSURNYA
PUISI: DEFINISI DAN UNSUR-UNSURNYA
1. Pengertian
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.
(1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
2. Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.
(1) Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2) Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.
(3) Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.
(4) Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.
(5) Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Puisi sebagai struktur
Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.
2.1 Struktur Fisik Puisi
Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.
(1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)
(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
2.2 Struktur Batin Puisi
Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
Diposting oleh Sae Santoso di 09.57 0 komentar
Jumat, 20 Februari 2009
INISIASI dan CARA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Dalam pembelajaran di sekolah, pelajaran Bahasa Indonesia dimata siswa terkadang hanya dianggap pelajaran yang kurang mempunyai peran penting dalam kehidupan dan cita cita mereka di masa mendatang. pemahaman yang mereka miliki tidak tanpa alasan. pengajaran yang monoton dan tanpa sasaran yang pasti menciptakan sebuah pandangan akan kualitas pelajaran itu sendiri. menyadari hal tersebut, kita sebagai kaum pendidik yang berkecimpung di dalam bidang studi bahasa sudah seharusnya bisa merubah pandangan yang sudah mulai membudaya tersebut. perubahan yang bisa kita mulai dari pembelajaran yang beragam dan lebih menekankan pada pendekatan komunikatif dari semua aspek kebahasaan yang akan kita capai. pemerintah pun sudah mulai mengubah aspek pembelajaran yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. salah satu contoh pembelajaran yang menyenangkan bisa pembaca ambil dengan mendownload data di bawah ini.
INISIASI
klik di
atau di
CARA PEMBELAJARAN BAHASA ASYIK
klik di
Diposting oleh Sae Santoso di 12.33 0 komentar
KATA ULANG
Salah satu materi dalam bahasa indonesia adalah kata ulang. Terkadang siswa mempunyai pemahaman yang beragam akan kata ulang tersebut. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kata ulang anda klik
di sini
atau
di sini
Diposting oleh Sae Santoso di 11.15 0 komentar
Kamis, 19 Februari 2009
Mengubah PDF ke Word / Excel
Internet adalah salah satu sumber yang bisa dan selalu bisa kita andalkan untuk mencari Sumber pembelajaran yang kita perlukan dalam proses pendidikan di kelas. Tapi terkadang beberapa sumber menyediakan data tersebut dalam format PDF, sehingga kita kesulitan untuk mengedit atau menambah beberapa konten yang ada, bahkan kita hanya bisa membaca dan mengetik ulang data yang telah kita baca tersebut. sehingga waktu tidak efektif lagi. pembaca bisa ambil SW untuk mengubah format PDF ke Word/Excel dengan meng-Klik gambar bawah ini.
mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca.
Diposting oleh Sae Santoso di 11.22 0 komentar
Persiapan Pengajaran dalam Pengajaran
proses pembelajaran yang baik bukan hanya bertitik berat pada proses KBM di kelas. persiapan yang dilakukan oleh guru sangat berperan dalam terciptanya sebuah kualitas hasil pembelajaran itu sendiri. persiapan yang harus dilakukan oleh seorang guru bukan hanya pada kontent materi yang harus dia kuasai sepenuhnya. tapi juga strategi dan skenario yang menarik dan mampu menjadikan alat transfer dari materi yang disiapkan guru kepada anak didiknya. bagaimana seorang guru yang hampir bisa menyamarkan sebuah pembelajaran menjadi sebuah permainan yang mengasikan terutama bagi anak setingkat sekolah dasar. Pembaca dapat mengambil salah satu contoh RPP di sini, atau di sini. yang saya ambil dari salah satu penerbit di Indonesia. RPP ini sangat sederhana dan masih membutuhkan banyak pengembangan dan skenario yang lebih beragam.
Diposting oleh Sae Santoso di 10.50 0 komentar